Gunungkidul tidak habis-habisnya memunculkan pantai baru yang jarang disentuh wisatawan. Pantai Kayu Arum misalnya, saking perawannya, jalan untuk menemukan panorama elok pantai ini susah dan menantang.
Pantai Kayu Arum, masih termasuk pantai yang sepi, eksotis dan cantik dengan panorama alam yang indah yang masih belum terjamah. Puluhan pantai yang ada di Gunungkidul, semakin lama semakin bermunculan satu per satu seakan mereka ingin memperlihatkan pesona.
Pantai Kayu Arum berada di Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul. Belum jelasnya keberadaan pantai ini membuat saya semakin semangat untuk segera mecari keberadaan pantai satu ini. Tapi yang membuat saya berpikir dua kali sebelum berangkat yaitu baru saja naiknya harga BBM, maklum namanya juga mahasiswa.
Sekitar pukul 10.00 WIB saya mulai meluncur ke arah Jl Wonosari melalui Ring Road Selatan. Hujan pun saya libas hingga di daerah Jl Wonosari. Saya tiba di Wonosari sekitar pukul 11.25 WIB. Dari Bundaran Wonosari, saya berbelok ke selatan menuju arah Pantai Baron hingga bertemu pertigaan yang mempunyai tanda lurus ke arah TPR Pantai Baron, ke kanan arah Pantai Ngobaran dan lainnya.
Sekitar 3 km sebelum Pantai Baron, dari pertigaan itu kita ke kanan ke arah Pantai Parangracuk. Di sana ada sebuah kantor yang dinamakan Baron Technopark Project yang digunakan sebagai PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang) dan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Di depan pintu masuk kantor tersebut, saya sudah melihat rumah yang bertuliskan penitipan kendaraan. Saya pun memarkirkan kendaraan saya di situ. Lalu bertanya dengan tukang penjaga penitipan motor tersebut tentang keberadaan Pantai Kayu Arum.
Ternyata dari tempat penitipan kendaraan dan menuju pantai itu, kita harus kembali berjalan ke arah sebelum kita sampai di penitipan motor. Kira-kira sekitar 100 meter dengan patokan setelah melewati sebuah selokan kecil.
Kita berjalan ke arah barat sekitar 3 km melewati ladang pertanian warga seperti informasi bapak penjaga berikan dan jarak tempuh PP sekitar 3 jam berjalan kaki. Mulai dari patokan selokan kecil yang bapak penjaga tadi berikan, kita berjalan ke arah barat lurus terus melewati ladang singkong milik warga sekitar, menembus semak belukar dan teduhnya pepohonan jati.
Sekitar 5 bukit yang berjajar saya lewati dan akhirnya patokan kedua yang diberikan bapak tadi saya temukan, yaitu melewati pohon kelapa dengan jalan yang mentok menabrak bukit. Lalu saya belok ke kiri atau mengarah ke selatan dimana mulai terdengar suara ombak yang menabrak karang dan hembusan angin yang semakin kencang. Sedikit demi sedikit, birunya air laut terlihat dari kejauhan di ujung sana.
Sekitar berjalan 500 m kearah selatan, akhirnya saya pun tiba di depan pantai dengan suara ombak yang menabrak karang dan kencangnya angin. Ternyata akses masuk ke Pantai Kayu Arum berbentuk jalan setapak berlorong dari semak belukar dan pepohonan khas pinggir pantai.
Setelah melewati jalan masuk pantai tersebut, mata kita akan dimanjakan dengan pesona alam yang masih asri dan pasir pantai yang putih bersih dengan angin yang kencang dan deburan ombak yang ganas menabrak tebing karang.
Pasir pantai yang bisa terbilang cukup luas membuat Pantai Kayu Arum ini bisa digunakan untuk bermain bola dan kemping. Jika air laut sedang surut kita bisa melihat ikan-ikan hias air laut di bibir pantai. Tapi jika untuk berenang, saya sarankan jangan! Karena ombak di sana bisa terbilang ganas dengan banyaknya karang-karang tajam.
Saran untuk Anda yang ingin mengunjungi pantai ini, sebaiknya membawa makanan dan minuman sendiri karena di sana sama sekali belum ada warga sekitar yang berjualan. Sarana air bersih seperti toilet pun belum ada.
Pakailah sepatu atau alas kaki yang tertutup. Karena jika musim hujan, perjalanan untuk menuju pantai ini bisa berubah menjadi lumpur bercampur bebatuan yang licin. Selamat menikmati!
Pantai Kayu Arum, masih termasuk pantai yang sepi, eksotis dan cantik dengan panorama alam yang indah yang masih belum terjamah. Puluhan pantai yang ada di Gunungkidul, semakin lama semakin bermunculan satu per satu seakan mereka ingin memperlihatkan pesona.
Pantai Kayu Arum berada di Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul. Belum jelasnya keberadaan pantai ini membuat saya semakin semangat untuk segera mecari keberadaan pantai satu ini. Tapi yang membuat saya berpikir dua kali sebelum berangkat yaitu baru saja naiknya harga BBM, maklum namanya juga mahasiswa.
Sekitar pukul 10.00 WIB saya mulai meluncur ke arah Jl Wonosari melalui Ring Road Selatan. Hujan pun saya libas hingga di daerah Jl Wonosari. Saya tiba di Wonosari sekitar pukul 11.25 WIB. Dari Bundaran Wonosari, saya berbelok ke selatan menuju arah Pantai Baron hingga bertemu pertigaan yang mempunyai tanda lurus ke arah TPR Pantai Baron, ke kanan arah Pantai Ngobaran dan lainnya.
Sekitar 3 km sebelum Pantai Baron, dari pertigaan itu kita ke kanan ke arah Pantai Parangracuk. Di sana ada sebuah kantor yang dinamakan Baron Technopark Project yang digunakan sebagai PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang) dan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Di depan pintu masuk kantor tersebut, saya sudah melihat rumah yang bertuliskan penitipan kendaraan. Saya pun memarkirkan kendaraan saya di situ. Lalu bertanya dengan tukang penjaga penitipan motor tersebut tentang keberadaan Pantai Kayu Arum.
Ternyata dari tempat penitipan kendaraan dan menuju pantai itu, kita harus kembali berjalan ke arah sebelum kita sampai di penitipan motor. Kira-kira sekitar 100 meter dengan patokan setelah melewati sebuah selokan kecil.
Kita berjalan ke arah barat sekitar 3 km melewati ladang pertanian warga seperti informasi bapak penjaga berikan dan jarak tempuh PP sekitar 3 jam berjalan kaki. Mulai dari patokan selokan kecil yang bapak penjaga tadi berikan, kita berjalan ke arah barat lurus terus melewati ladang singkong milik warga sekitar, menembus semak belukar dan teduhnya pepohonan jati.
Sekitar 5 bukit yang berjajar saya lewati dan akhirnya patokan kedua yang diberikan bapak tadi saya temukan, yaitu melewati pohon kelapa dengan jalan yang mentok menabrak bukit. Lalu saya belok ke kiri atau mengarah ke selatan dimana mulai terdengar suara ombak yang menabrak karang dan hembusan angin yang semakin kencang. Sedikit demi sedikit, birunya air laut terlihat dari kejauhan di ujung sana.
Sekitar berjalan 500 m kearah selatan, akhirnya saya pun tiba di depan pantai dengan suara ombak yang menabrak karang dan kencangnya angin. Ternyata akses masuk ke Pantai Kayu Arum berbentuk jalan setapak berlorong dari semak belukar dan pepohonan khas pinggir pantai.
Setelah melewati jalan masuk pantai tersebut, mata kita akan dimanjakan dengan pesona alam yang masih asri dan pasir pantai yang putih bersih dengan angin yang kencang dan deburan ombak yang ganas menabrak tebing karang.
Pasir pantai yang bisa terbilang cukup luas membuat Pantai Kayu Arum ini bisa digunakan untuk bermain bola dan kemping. Jika air laut sedang surut kita bisa melihat ikan-ikan hias air laut di bibir pantai. Tapi jika untuk berenang, saya sarankan jangan! Karena ombak di sana bisa terbilang ganas dengan banyaknya karang-karang tajam.
Saran untuk Anda yang ingin mengunjungi pantai ini, sebaiknya membawa makanan dan minuman sendiri karena di sana sama sekali belum ada warga sekitar yang berjualan. Sarana air bersih seperti toilet pun belum ada.
Pakailah sepatu atau alas kaki yang tertutup. Karena jika musim hujan, perjalanan untuk menuju pantai ini bisa berubah menjadi lumpur bercampur bebatuan yang licin. Selamat menikmati!
Sumber : travel.detik.com